Selasa, 28 Juni 2016

PIDATO CALON KUWU DESA BEUSI (PILKADES 2013)



ASSALAMU’ALAIKUM WR, WB.
PUJI SYUKUR KITA PANJATKAN KEPADA ALLOH SWT YANG TELAH MELIMPAHKAN CURAHAN NIKMATNYA YANG TAK TERHINGGA KEPADA KITA SEHINGGA KITA DAPAT BERKUMPUL PADA KESEMPATAN YANG BAIK INI. SHALAWAT SERTA SALAM KITA CURAHKAN KEPADA NABIYULLOH MUHAMMAD SAW YANG TELAH MEMIMPIN UMMAT MANUSIA DALAM KEBAJIKAN SESUAI DENGAN AJARAN QUR’AN YANG HAQ.
BAPAK IBU YANG SAYA HORMATI,
PADA KESEMPATAN INI SAYA AKAN MENYAMPAIKAN VISI MISI  TERKAIT PENCALONAN DIRI SAYA SEBAGAI KEPALA DESA BEUSI YANG MUDAH-MUDAHAN MENDAPAT RIDHO DARI ALLOH SWT.
BAPAK IBU YANG DIRAHMATI ALLOH SWT,
TIDAK BANYAK YANG AKAN SAYA SAMPAIKAN KARENA PEPATAH LAMA MENYEBUTKAN BAHWA TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, ARTINYA BAGI YANG TERLALU BANYAK BICARA BIASANYA NOL DALAM TINDAKANNYA. OLEH KARENA ITU, SAYA MEMILIKI MOTTO “BEKERJA DULU BARU BICARA” KARENA HIDUP BERMASYARAKAT ADALAH PENGABDIAN YANG HARUS SELALU DIISI DENGAN KERJA NYATA, BUKAN HANYA KATA-KATA.
BAPAK IBU YANG BERBAHAGIA,
VISI SAYA SEBAGAI CALON KEPALA DESA ADALAH AKAN MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA BEUSI YANG “MANTAP” YAITU MAJU, AMAN, TENTRAM, AGAMIS DAN BERPRESTASI. UNTUK MENCAPAI VISI TERSEBUT, SAYA MEMPUNYAI MISI DENGAN MELIBATKAN MASYARAKAT UNTUK TURUT SERTA AKTIF DALAM SETIAP PROGRAM KERJA PEMERINTAHAN DESA BAIK ITU DALAM HAL PEMBANGUNAN FASILITAS UMUM, MENGGIATKAN SISKAMLING DAN BERBAGAI ACARA KEAGAMAAN DAN ADAT DESA.TERBUKA DALAM PENGGUNAAN BANTUAN DARI PEMERINTAH DAN MELAYANI MASYARAKAT DENGAN PENUH CINTA KASIH.
BAPAK IBU YANG DIRAHMATI ALLOH SWT,
SEBAGAI CALON KEPALA DESA YANG DIUSUNG OLEH MASYARAKAT, MAKA BERPIJAK PADA PENGALAMAN SAYA SEBAGAI PAMONG DESA SELAMA EMPAT TAHUN, SAYA SELALU BERBAUR DENGAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI UNTUK MENDENGARKAN BERBAGAI ASPIRASI, KELUHAN, SARAN MAUPUN KRITIKAN. DARI SILATURAHMI YANG SAYA LAKUKAN TERSEBUT, SAYA MENGETAHUI KONDISI DAN KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN MASYARAKAT BEUSI. DAN INSYAALLOH,,, JIKA MASYARAKAT DESA BEUSI MEMPERCAYAKAN AMANAHNYA KEPADA SAYA UNTUK MENJADI KEPALA DESA BEUSI, AKAN SAYA LAKSANAKAN AMANAH TERSEBUT DENGAN SEBAIK-BAIKNYA SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.
BAPAK IBU YANG SAYA HORMATI,
DENGAN MEMOHON RIDHO ALLOH DISERTAI UCAPAN BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM, SAYA, EMAN SOLEMAN MENYATAKAN SIAP UNTUK MENJADI KEPALA DESA BEUSI. BEUSI MANTAP, BEUSI SURTI KU ASIH.
AKHIRUL KALAM, WASSALAMU’ALAIKUM WR, WB

Selasa, 02 September 2014

AKU UNTUK KALAMI

Perawakannya tidak terlalu kecil, juga tidak besar, namun yang pasti alisnya tebal. Dengan menyandang nama Zeni Sandi Purwanto banyak orang beranggapan dia berasal dari Jawa padahal dia adalah seorang Sunda tulen. Masuk di Al-Mizan pada tahun 2000 ketika dia duduk dibangku SMP kelas 2. Sejak di Al-Mizan, dia dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi hingga dia menamatkan kuliahnya di UNSWAGATI Cirebon pada 13 Oktober 2010.

Nilai-nilai humanis yang didapatkan di Al-Mizan dia terapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Lulus dari UNSWAGATI, dia bekerja sebagai Customer Service di Gerai Halo Telkomsel Ciledug-Cirebon, lalu dia hijrah ke Jakarta dan bekerja sebagai Caster di Studio Casting Gravity Films. Berhenti dari dunia entertain, dia beralih profesi menjadi tenaga pengajar di SMP IT Nurul Fajri Cikarang Barat dan pada Desember 2012 dia pulang kampung lalu bekerja sebagai Kepala Akademik SD di Ganesha Operation. Pada 1 Juli 2013, dia menikah dengan seorang akhwat dari Subang dan hijrah ke Bogor lalu menjadi tenaga pengajar di SMP PGRI 285 Jonggol.

Kamis, 25 Oktober 2012

JEJAK LANGKAH WARTA 12

Minta Disdik Kota Cirebon Transparan Kelola DAK
[Nusantara]Minta Disdik Kota Cirebon Transparan Kelola DAK

Kota Cirebon, Pelita
Dalam rangka peringatan 100 tahun Harkitnas (Hari Kebangkitan Nasional) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam GMPR (Gabungan Mahasiswa Penyelamat Reformasi) Kota Cirebon Rabu (21/5/2008) mendatangi kantor dinas pendidikan kota Cirebon.
Dalam tuntutannya para mahasiswa ingin bertemu langsung Kepala Dinas Pendidikan Drs Dedi Windiagiri MM dan meminta agar kedepan pengelolaan DAK (Dana Alokasi Khusus) lebih trans-paran.
Ketika orasi berlangsung pendemo ditemui Kabag TU Dinas Pendidikan Kota Cirebon Yayat, dan ketika para demonstran meluapkan kekecewaan dengan membakar ban tiba-tiba seorang oknum pegawai di dinas itu Gozim memadamkan api dengan menyiramkan air dan memukul Jacky Purwanto mahasiswa Unswagati. Setelah aksi pemukulan terjadi korban pemukulan langsung divisum dan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Cirebon.
Sudirman Ketua Presedium GMPR kota Cirebon didampingi Suwenda Sekjen GMPR dan Tantan Bidang Eksternal kepada Pelita Kamis (22/5) di Balai Kota Cirebon menyesalkan kejadian tersebut. Kami dari para mahasiswa sa-ngat menyesalkan akan kejadian tersebut dan ini merupakan tindak pidana murni, ucapnya.
Pengawasan terhadap penggunaan DAK menurut Sudirman merupakan kewajiban masyarakat karenanya ketika pihaknya menyuarakan transpransi penggunaan DAK adalah sesuatu yang wajar. GMPR, kata Sudirman, akan tetap konsisten menyuarakan agar dinas pendidikan kota Cirebon harus tetap serius dan mau transparan dalam penggunaan DAK tersebut.
Kita tidak ingin melihat permasalahan penggunaan DAK tahun lalu, namun rekan-rekan GMPR hanya menuntut agar penggunaan DAK tahun ini bisa lebih transparan sesuai kriteria serta Juklak dan Juknis yang ada, tegasnya.
Lebih lanjut GMPR akan tetap menyerahkan permasalahan ini kepada pihak berwajib karena insiden tersebut menurut Sudirman sudah ditangani kuasa hukum GMPR. Saat ini kita belum ada upaya lain, selain menyerahkan permasalahan ini kepada hukum. Karenanya kita sudah siapkan kuasa hukum, paparnya.
Namun diakui Sudirman hingga saat ini pun belum ada pernyataan maaf secara resmi dari dinas pendidikan atau pun wakilnya. Berita ini beluim bisa dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Drs Dedi Windiagrir MM.(ck-71)

Rabu, 24 Oktober 2012

JEJAK LANGKAH WARTA 11

Pelantikan Anggota DPRD Diwarnai Unjuk Rasa
Selasa, 11 Agustus 2009 , 15:22:00
CIREBON, (PRLM).- Pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon diwarnai aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Gerakan mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR) Cirebon dan organisasi pemuda dan pelajar, Selasa (11/8).
Mahasiswa yang memaksa ingin menyampaikan aspirasi mereka di gedung dewan dihadang petugas dari Dalmas Polresta Cirebon dan Sat Pol PP di lokasi sebelum balai kota. Aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dengan petugas sempat terjadi, bahkan Ramadi dari GMPR STAIN Cirebon bibirnya mengalami luka robek.
Mahasiswa dan pemuda dari berbagai kelompok tersebut tidak datang bersamaan, namun, ketika sampai di Jl. Siliwangi, mereka melakukan orasi masing-masing. Di antaranya Barisan Aksi Solidaritas Mahasiswa indonesia (BASMI), Front Aksi Mahasiswa UMC (FAM UMC), Himpunan Aksi Mahasiswa STAIN (HAMSTAIN), Gerakan Masyarakat Peduli Bangsa (Gemapesa) dan Aliansi Pelajar Cirebon (APC) yang tergabung dalam GMPR tadi.
Akibat aksi tersebut, Jalan Siliwangi mulai dari perempatan Jalan R.A. Kartini sampai dengan pertigaan Hotel Slamet terpaksa ditutup petugas sejak pukul 11.00 hingga 12.00 WIB.
Komunitas mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam GMPR dalam orasinya menyampaikan tiga hal penting yang ditujukan kepada para wakil rakyat. Pertama, anggota DPRD agar proaktif terhadap aspirasi rakyat, kedua, usut tuntas kasus-kasus DPRD Kota Cirebon yang bermasalah pada pileg 2009, dan ketiga, meningkatkan kembali kinerjanya sebagai pembawa amanah sekaligus penyambung lidah rakyat.

JEJAK LANGKAH WARTA 10

30 Mahasiswa Cirebon Tolak Danny Pimpin Jabar

Kamis, 14 Februari 2008 - 15:15 wib
Unjuk rasa GMPR siang tadi (Foto: Tantan)
CIREBON - Gerakan Mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR) Cirebon melakukan aksi mosi tidak percaya terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Danny Setiawan.

Mereka menganggap Danny tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Karenanya dia dinilai tidak layak memimpin kembali.

Berdasar pantauan siang ini, Kamis (14/2/2008), kendati aksi demonstrasi berlangsung dengan hujan gerimis yang mengguyur Kota Cirebon, namun hal itu tidak mematahkan semangat sekitar 30 orang mahasiswa yang melakukan aksi di depan kantor Bakorwil Cirebon, Jalan Siliwangi Kota Cirebon.

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa menilai kepemimpinan Danny Setiawan memiliki rapor buruk dalam memimpin jabar. Hal itu dibuktikan dengan angka pengangguran yang mencapai hingga 3,9 juta orang. Selain itu, mereka juga mengangap Danny bertanggung jawab atas kerusakan hutan di Jabar yang mencapai hingga 90 persen.

"Masa kepemimpinan Danny telah menyimpan dana APBD melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI) senilai Rp3,1 triliun. Hal itu membuktikan kepemimpinan Danny yang tidak becus mengelola uang rakyat. Padahal saat ini masyarakat sangat membutuhkan dana. Misalnya dipegunakan untuk biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan lainya yang dapat mensejahterakan masyarakat," tutur kordinator aksi Endin Saefudin dalam orasinya.

Dalam tuntutannya, para mahasiswa menuntut Danny untuk bertanggung jawab atas nasib rakyat Jabar, termasuk kebijakan-kebijakannya yang saat ini tidak diraskan warga Jabar.

Mereka juga menuntut pemerintah provinsi memaksimalkan APBD untuk membiayai program pembangunan melalui akselerasi pembangunan yang dapat dirasakan rakyat secara langsung.

Aksi mahasiswa yang diwarnai dengan pembakaran ban itu tidak berlangsung lama. Bahkan mereka tidak ditemui Kepala Bakorwil Cirebon, Nunung Sahnuri, ataupun perwakilannya. 
(Tantan Sulton Bukhawan/Sindo/jri)

JEJAK LANGKAH WARTA 9

Rabu, 17 September 2008
ENAM KAPAL BANTUAN LEBIH BAIK UNTUK NELAYAN SELATAN
Ditulis Oleh : Budi Santoso

Cirebon, 17/9 (ANTARA) - Enam kapal penangkap ikan bantuan Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus yang selama ini tidak digunakan di Kota Cirebon lebih baik diserahkan kepada nelayan di Pantai Selatan Jawa Barat yang lebih membutuhkan, kata Kepala Dinas Perikanan Jawa Barat H Darsono,

"Nelayan Cirebon sebenarnya tidak begitu membutuhkan kapal tersebut, karena kebutuhan nelayan di sini umumnya adalah perbaikan ekosistem di Pantai Utara," katanya di sela-sela kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudoyono di Pelabuhan Kejawanan Cirebon, Rabu.

Ia menjelaskan, akibat ekosistem rusak maka saat ini nelayan akan kesulitan mencari ikan sampai 12 mil dari pantai, sehingga diperlukan perbaikan ekosistem misalnya dengan pembuatan terumbu karang buatan, budidaya kerang hijau, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Terkait pelepasan kapal itu, Darsono mengatakan, perlu ada pembicaraan antara Pemprov Jawa Barat, Kota Cirebon dan Pemda yang akan menerima kapal tersebut.

"Daripada di sini dibiarkan tidak terpakai, lebih baik diserahkan kepada daerah lain yang membutuhkan," kata mantan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Indramayu itu.

Terkait sudah rusaknya kapal bantuan padahal baru berusia dua tahun, Darsono mengatakan, biasanya kalau benar kapal baru maka akan mampu bertahan tidak mengalami kerusakan selama lima tahun. "Usai kapal baru sampai kemudian ada kerusakan biasanya lima tahun," katanya.

Sementara itu Walikota Cirebon Subardi yang ditemui di lokasi yang sama belum mau berkomentar tentang penyerahan kapal untuk daerah lain yang membutuhkan.

"Saya perlu memanggil dulu Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan, ada masalah apa sehingga kapal bantuan itu belum beroperasi," katanya.

Seperti diketahui, enam kapal nelayan senilai Rp2,5 miliar bantuan Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus tahun 2006 dan 2007 itu, hingga kini belum dimanfaatkan dan masih tertambat di Pelabuhan Perikanan Kejawanan, Kota Cirebon.

Enam kapal itu yang bernama Grage Bahari 1 hingga 3, dan Grage 4 hingga 6 itu, mempunyai bobot 20 Gross Ton sekarang kondisinya mulai rusak, mesin tidak bisa jalan dan mengalami kebocoran.

Namun yang lebih memprihatinkan, ke enam kapal itupun tidak bisa dipergunakan untuk melaut karena surat kelengkapan berlayar sudah tidak berlaku lagi atau kadaluarsa sehingga Kantor Wilayah Kerja Administrasi (Kawilker) Pelabuhan Kejawanan tidak akan mungkin memberikan ijin melaut.

Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR) Cirebon, Selasa kemarin berunjukrasa di Kantor Kejaksaan Negeri Cirebon agar kasus pengadaan enam kapal nelayan yang diduga korupsi diusut tuntas.

"Kejaksaan harusnya proaktif melihat kondisi kapal yang sebenarnya tidak layak untuk dioperasikan karena sudah rusak, jangan hanya berdiam diri," kata seorang mahasiswa.

JEJAK LANGKAH WARTA 8

Rabu,2007-03-07, 14:10:30 WIB
MAHASISWA GELAR DEMO, KAJARI CIREBON NGUMPET 
imageCirebon, cakrabuananews.com - Ratusan mahasiswa kembali lakukan aksi demontrasi di depan pintu gerbang Kantor Kejaksaan Negeri Cirebon, belum lama ini. Dalam aksi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Penyelamat Reformasi (GMPR) menuntut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) secara serius menangani kasus Komite Nasional Keselamatan Untuk Instalasi Listrik (Konsuil) yang diduga telah merugikan masyarakat se-kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam aksi mahasiswa yang tergabung dalam GMPR, Barisan Aksi Solidaritas Mahasiswa Indonesia (BASMI), Front Aksi Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Cirebon (FAM UMC), Himpunan Aksi Mahasiswa STAIN (HAMS) Cirebon, serta Gerakan Masyarakat Peduli Bangsa (GEMAPESA), yang akan menduduki kantor Kajari Negeri Cirebon terhambat dengan penjagaan ketat aparat kepolisian dari kesatuan Dalmas dan Polres Cirebon.
Aksi demontrasi para mahasiswa ngotot ingin berdialog langsung dengan Kajari Cirebon. Pasalnya, Kajari diduga telah bermain mata dengan pihak Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN) UPJ Cirebon maupun Asosiasi Kontruksi Listrik Indonesia (AKLI). Padahal, kasus besar yang telah merugikan rakyat baik di Kab.Cirebon maupun di seluruh Nusantara. “Kajari keluar jangan ngumpet dan duduk di ruangan yang ber AC. Kami menyuarakan hati nurani rakyat,” tutur yel-yel aksi demo tersebut.
Ilman A.Rachman, SH Kajari Cirebon, mengutus Kasubsi Sospol Kajari R.V.Latumeten, SH di depan pintu gerbang mengatakan, kepada para aksi demonstran Pak Kajari sedang sibuk dan tidak ada lagi berdialog dengan para mahasiswa karena kemarin sudah berdialog. “Kami minta dukungan kepada para mahasiswa yang tergabung dalam GMPR agar memberi waktu untuk mengusut tuntas permasalahan yang sedang diproses. Jika tiap pekan demo kapan kami bekerja.”
Saat ini kami telah memanggil pihak dari AKLI. “Saya panggil Ketua DPC AKLI langsung dan sedang diperiksa. Kami mohon para mahasiswa harus mengerti tentang tugas kejaksaan, karena bukan hanya menangani Konsuil saja,saat ini juga sedang menangani permasalahan lain,” tutur Latumeten.
Kordinator aksi Demo Ketua Presidium GMPR Sudirman didampingi, Tatan Jauhari,Sunenda FAM UMC,Endin Syarifudin Ketua BASMI dalam aksinya memaparkan kepada cakrabuananews di depan pintu gerbang kantor Kejari Cirebon. “Kami semua tidak percaya pada kinerja Kajari Cirebon dalam menangani kasus Konsuil yang tidak transparansi,sehingga akan melakukan aksi demo yang lebih besar lagi demi tegaknya hukum di Kabupaten Cirebon.”
“Dalam penanganan kasus Konsuil pihak Kajari harus tuntas menanganinya. Sekarang kami lihat pihak Kajari hanya menangani kasus kelas bebek dan kelas teri sehingga hukum tidak berlaku untuk para pejabat di Kab. Cirebon. Kami semua minta bila mana Kajari Cirebon tidak mampu dan tidak serius kinerja maka dinilai Kajari hanyalah boneka dari para pejabat,” papar peserta demonstran.
Keberadaan Konsuil di Cirebon harus mendapat keputusan, baik dari Bupati Cirebon dan DPRD. Karena Konsuil telah melakukan pungutan liar (pungli) dan merugikan masyarakat Cirebon. Bupati Cirebon Drs.H.Dedi Supardi, MM harus tegas untuk menyikapi Konsuil dan kasihan masyarakat jangan dijadikan korban. “Mana ketegasan dari pemerintah Kab.Cirebon. Diduga Bupati menutup mata dan telinga yang tidak menyuarakan hati nurani masyarakat. “ Kami akan menuntut secara tegas keberadaan Konsuil, bubarkan Konsuil, stop pungutan liar yang dilakukan konsuil, turunkan Ketua Kejaksaan Negeri apabila tidak mampu untuk menyelesaikan persoalan tersebut,” teriak para demonstran.
Kepala Kejaksaan Negeri Cirebon, Ilman A.Rachman,S.H saat ditanya MR tidak mau berkomentar tentang hal tersebut dan pintunya tertutup untuk umum, tutur salah seorang stafnya.
Sementara Ketua Komite Wartawan Reformasi Indonesia Ko/Kab.Cirebon, Artur Simamora mengatakan, pihaknya dapat teror. KWRI diadudomba dengan mahasiswa. Beberapa hari lalu dapat SMS dari ketua AKLI Indramayu H.Supomo. “Saya baru selesai makan dengan Mahasiswa dan Wartawan Harian Jakarta. Tidak pernah ada demo di AKLI, itu rekayasa Artur belaka yang ada besok demo di kejaksaan pk.11.00 WIB.” Itu bunyi pesan SMS dikirim tanggal 28 Pebruari 2007.
Artur sangat kecewa dengan SMS dari pihak lain di luar Cirebon. Pasalnya, sebagai pelapor dan saksi Ahad kemarin telah diperiksa. Dalam pemeriksaan pihak Kajari serius menangani kasus tersebut. “Kami takut pihak kajari tidak serius menangani kasus Konsuil, yang dibentuk atas dasar Pasal 48 UU 20/ 2002 tentang pemisahan fungsi jasa pembangunan dan jasa infeksi,” tuturnya (Wa/Man)